Saturday, January 12, 2019

PENJUBAHAN FRATER TAHUN ROHANI SAN GIOVANNI XIII, ANGKATAN 32

            Pada hari Jumat, 11 Januari 2019, ke 41 Frater Tahun Rohani San Giovanni XIII angkatan ke 32 menerima Jubah Suci. Acara diawali dengan Perayaan Ekaristi pada pukul 17.00 Wib, dilanjutkan dengan ramah tamah sebagai ungkapan syukur atas jubah suci yang dikenakan kepada para frater.
           Perayaan Ekaristi Penjubahan para frater ini dipimping langsung oleh Konselebran Utama Mgr. Pius Riana Prabdi, Pr (Uskup Keuskupan Ketapang) dan didampingi RD. Petrus Prihatin (Direktur Tahun Rohani San Giovanni XIII), RD. Blasius Tira (Rektor Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII, Malang), RD. Andri Wibowo dan RP. Brata SJ (Keduanya Formator Tahun Rohani). 
         Dalam khotbahnya Mgr. Pius Riana Prabdi, Pr mengatakan "Bahwa jubah putih ini melambangkan kesucian dan menyembuhkan. Selain itu juga para frater setelah menerima jubah suci ini dapat semakin dekat dengan Tuhan yaitu dengan selalu MENGINSTAL DIRI PADA TUHAN". Perayaan Ekaristi berjalan sangat khitmat dengan dihadiri oleh beberapa keluarga frater tahun rohani dan segenap umat, kurang lebih tiga ratusan orang. 
               Kami mohon selalu doa-doa dari anda sekalian semoga para frater yang berproses di Tahun Rohani ini semakin tambah semangat dan selalu dekat dengan Tuhan. Karena merekalah adalah gambaran gereja masa depan. Maka, kami mohon doanya selalu. 


                                                                                                                          Lawang, 12 Januari 2019



Terima Kasih
Berkah Dalem

Thursday, November 29, 2018

ASAL PARA FRATER TAHUN ROHANI ANGKATAN 32

PROFIL PARA FRATER TAHUN ROHANI  SAN GIOVANNI XXIII. 

ANGKATAN 32

Terdiri dari 9 Keuskupan di Indonesia
1. Keuskupan Malang
2. Keuskupan Denpasar
3. Keuskupan Agung Samarinda
4. Keuskupan Palangkaraya
5. Keuskupan Tanjung Selor
6. Kesukupan Agung Pontianak
7. Keuskupan Sanggau
8. Keuskupan Sintang
9. Keuskupan Ketapang

               Mohon doanya bagi para calon imam diosesan ini, semoga mereka semua semakin semangat dan semangat mantap dalam menanggapi panggilan Tuhan ini. Doa-doa dari saudara-saudari sekalian sangat berarti bagi perkembangan hidup para  frater dalam menjalani pembinaan di Tahun Rohani.

Friday, November 23, 2018

LOGO TAHUN ROHANI SAN GIOVANNI XXIII

 

ARTI DAN LAMBANG TAHUN ROHANI 
Bingkai Segitiga sama sisi
Merujuk pada kesatuan Tritunggal Mahakudus. Persekutuan Trinitaris menjadi wacana dan inspirasi bagi tiap calon dalam membangun mutu relasi dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dunia dan Tuhan. Persekutuan Trinitaris menjadi inspirasi dan motif menggerakkan dalam menghayati kedalaman makna komunitas presbiterial yang dihidupi oleh nilai-nilai persatuan, kasih dan intimitas, komitmen dan missioner. 

Jemari tangan memegang tumbuhan semai atau tanaman muda
Tanaman atau tumbuhan semai yang masih muda melambangkan peserta bina. Ia bagaikan benih yang sudah tumbuh, namun masih dalam tahap persemaian, masih muda, dan perlu pematangan, dalam kenyataan ia merujuk pada peserta bina, yang setelah mengalami persemaian panggilan dalam tabah seminari menengah kini memberikan dirinya untuk relas ditumbuhkan lebih dewasa dalam penghayatan hidup panggilan dan bisi hidup pelayanan imamat diosesan. Dalam lambang tersebut ditemukan makna khas Tahun Rohani, yakni merawat dan memastikan mutu panggilan peserta bina. 

Salib pada gambar latar belakang
Menunjukkan arah masa depan yang harus dicapai oleh setiap peserta bina. Karya mulai Tahun Rohani terletak pada misinya untuk mengantar setiap peserta bina mampu mengikuti dan menyerupai Kristus Gembala Agung yang telah rela memberikan diri-Nya secara total, bahkan menyerahkan nyawa-Nya di atas Salib demi memberi kehidupan sejati kepada manusia. bagi pserta bina Kristus, yang dimuliakan karena kasih kegembalaan-Nya, sungguh merupakan jalan, kebenaran, dan kehidupan. Kristus itulah yang menjadi model penghayatan hidu[ para calon. 

Lidah Api
Mengenangkan peranan tak tergantikan dari Roh Kudus yang merupakan aktor utama dalam menerangi batin peserta bina, menuntun pada kebenaran, dan menggerakkan kearah pemenuhan kehendak Allah. Baik pembina dan terutama para peserta bina sangat diharap peka dalam mendengarkan bisikan Roh Kudus dan taat pada kehenedak-Nya.

Gambar garis grafis pada latar belakang
Melambangkan realitas kompleks dari dunia dan jaman yang harus dibaca dalam semangat dikresi agar setiap calon mampu menempatkan dirinya dalam konteks kehendak Tuhan. Realitas dunia dengan segala warna kemajuan dan problematikanya menjadi suatu wilayah yang harus disadari oleh setiap peserta bina, bukan saja untuk dimengerti menurut hukukmnya sendiri tetapi juga harus didekati dari perspektif iman. Dunia itulah yang harus dikenal, dihadapi tantangan dan godaannya, dimajukan agar semakin indah di hadapan Tuhan.